Dividiokali ini berisi tentang Habibi dan rombongan dari TK tempatnya sekolah berangkat latihan manasik haji dengan mengendarai odong-odong. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. YONG DIKEJAR HARIMAU "Pada suatu hari saat yong istrahat sehabis berburu dihutan, tiba-tiba ada seekor harimau jantan mendekati yong dan siap untuk menerkam. Cepat-cepat yong berlari, dalam kejar-kejaran itu, jarak antara yong dan harimau hanya tinggal satu meter saja. Disaat harimau lengah, cepat-cepat yong memanjat pohon pinang." Yong diam sejenak "Setelah lama yong tunggu diatas pohon pinang yang kebetulan berbuah lebat itu, harimau tak kunjung pergi. Naik darah yong, yong gego goncang pohon pinang itu sampai berguguran buahnya menimpa harimau,, eee harimau bergeming, tak kunjung pegi" "Yong lihat harimau tak mau pergi, yong guncang lagi pohon pinang itu sekuat-kuatnya, kali ini yong heran, kenapa harimau berlari terbibit-birit, setelah yong periksa, rupanya buah pinang yong copot sebiji dan mengenai kepala harimau. Oleh karena itulah harimau lari tunggang langgang" Maknanya kalau pergi berburu haruslah membawa senjata yang lengkap, ketika berjumpa binatang buas bisa untuk membela diri. Tidak perlu memanjat pohon. Yong dolah adalah seorang Legenda dari kota Bengkalis yang sangat populer di provinsi Riau dengan cerita dongengnya yang penuh makna. Kini beliau telah wafat. Namun telatah almarhum tidak pernah lekang dimakan masa, tetap selalu dikenang oleh masyarakat Kabupaten Bengkalis. Ditulis, dikreasi dan dikutip dari cerita mulut kemulut oleh Iwan Eriadi Lihat Dongeng Selengkapnya Deretankisah inspiratif warga yang bisa berangkat naik haji. Semgoa bisa memotivasi rekan-rekan semua untuk terus bersemangat dan berdoa. Deretan kisah inspiratif warga yang bisa berangkat naik haji. Semgoa bisa memotivasi rekan-rekan semua untuk terus bersemangat dan berdoa. Selasa, 12 Juli 2022; Cari. Tokoh itu bernama Yung Dolah, sering duduk di kedai kopi sambil minum kopi yelah, tak mungkin pulak minum jus kat kedai kopi, orang melayu menyebutnya kahwa atau “kahwe” dengan huruf “e”. Minum kopi sambil makan roti bakar di waktu pagi sebagai sarapan maupun di waktu sore melepas penat bekerja, bahkan terkadang di malam hari sambil kongkow-kongkow dengan teman-teman. Kebiasaan yang tak lepas dari budaya China dan Siam. Yung Dolah adalah nama seniman/penghibur legenda yang pernah di miliki Masyarakat Bengkalis yang hidup sekitar rentang tahun 1930-1975 tidak ada catatan sejarah yang pasti tempat dan tanggal kelahiran beliau. Menurut beberapa sumber Yung Dolah bernama asli Abdullah bin Endong masyarakat Bengkalis biasa memberikan nama yang pendek-pendek tanpa tambahan lain seperti Atan, Bidin, Selamat, Abu, Minah, Rogayah, Timah asal kata dari fatimah, daro, siti dll. Dikalangan masyarakat melayu Bengkalis dan udah lazim dengan gelar tersebut. Sedangkan Yong adalah sapaan atau gelar yang diberikan oleh orang-orang terdekat beliau, selain itu ada kat sapaan Bat biasanya sebaya umur, Wak sama dengan orang lebih tua dikit Jang biasanya panggilan sapaan ortu ke anaknya serta Pakcik sapaan buat yang dihormati atau para orang pendatang dan hubungan keluarga selain itu Encik, Makcik...sama seperti diatas. Banyak pro dan kontra keberadaan sosok ini, akan tetapi sumber dari orang-orang dahulu mengatakan beliau sangat disenangi masyarakat dikarenakan kepandainya beliau bercerita dengan ucapan verbal mengenai cerita-cerita rakyat Folk story. jadi jangan heran cerita Yung Dolah lewat tulisan kurang mengena lucunya, karena tidak ada penekanan intonasi, mimik serta jeda yang justru hilang ciri khas cerita tersebut. Bahkan keahlian Yung Dolah dalam bercerita sampai tidak mengenal batas waktu unlimited story bahkan tidak menggunakan bahan literatur Story board atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus-putus, bahkan dalam satu cerita bisa dijabarkan menjadi 50 cerita baru yang saling berkaitan yang pasti lucunya sesuai dengan tingkat kepiwaian beliau menyampaikan. Bila ditelaah kisah-kisah lisan yang disampaikan Yung Dolah dalam kabar kocaknya, terlihat ada pesan yang sangat tinggi yang ingin disampaikan Yung Dolah. Paling tidak, ada beberapa nilai yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita lisannya tersebut, antara lain Pertama, Yung Dolah memperlihatkan tingginya sastra Melayu dengan menggunakan gaya bahasa hiperbola dalam cerita-ceritanya. Dalam pendekatan sastra Indonesia, penggunaan kata-kata hiperbola tidak dikategorikan sebagai ekspresi cerita yang berisi kebohongan. Dalam seluruh ceritanya, dominasi gaya hiperbola yang disuguhkan Yung Dolah justru menggunakan kata-kata yang tak lazim digunakan untuk mengekspresikan kata-kata hiperbola yang sering digunakan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini, Yung Dolah membuktikan diri sebagai sosok penutur cerita yang kaya dengan istilah kata hiperbola dan menunjukkan bahwa sastra Melayu memiliki gaya hiperbola yang luas dan dinamis. Untuk itu, sangatlah keliru bila banyak masyarakat yang menempatkan Yung Dolah sebagai sosok pembual yang mengisahkan cerita bohong. Hal ini dikarenakan kita tidak mengerti sastra sebagaimana yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita-ceritanya. Kedua, bila ditelaah secara seksama dari cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah, memperlihatkan kualitas intelektual Yung Dolah. Ia mampu mengarang cerita yang membuat pembaca dan pendengar menguras intelektualitas dan imaginasi mereka. Intelektualitas Yung Dolah bukan hanya didekati secara filosofis, akan tetapi secara matematis. Lihatlah bagaimana kualitas intelektualitas Yung Dolah tatkala ia menceritakan tentang Kapal Tanker, Tangga Sakti, Madu Lebah, Ikan Bilis, Radio Philips, Lime Meter, dan sebagainya. Tidak mungkin penutur mampu membuat cerita yang demikian bila tidak memiliki kualitas intelektual yang baik. Ketiga, pada beberapa ceritanya, Yung Dolah menitip pesan yang sangat tinggi kepada pembacanya. Pesan tersebut antara lain dapat dilihat pada beberapa cerita berikut, yaitu Pertama, Kapal Tanker mengajak kita untuk aktif, pantang menyerah, berpikir matang, dan memanfaatkan alam secara seimbang. Kedua, Anak Ayam memberikan nilai bagaimana menjadi sosok pemimpin yang ideal. Ketiga, Keker memberikan pesan agar kita mengingat jasa kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita dan agar masyarakat Melayu memiliki cita-cita yang tinggi meski harus diraih dengan susah payah. Bahkan, hampir semua cerita Yung Dolah memiliki pesan-pesan universal dan filofis-kritis yang demikian tinggi untuk menjadi cermin bagi pembacanya. Pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita-cerita humornya memiliki kekuatan intelektual dan pesan moral yang tinggi. Namun, karena keterbatasan daya intelektual dan ketidakmampuan pembaca memahami substansi pemikirannya, akhirnya cerita yang disampaikan Yung Dolah hanya lebih dominan dipahami sebatas gurauan belaka. Keempat, Yong Dolah mampu menyuguhkan suatu cerita yang universal. Cerita yang disampaikannya bukan hanya dikonsumsi oleh anak-anak, akan tetapi juga orang tua, masyarakat yang berpendidikan rendah sampai intelektual di Bumi Lancang Kuning ini. Paling tidak, kehadiran bentuk sastra ala Yong Dolah merupakan media bacaan yang baik, terutama dalam kondisi masyarakat saat ini yang banyak disuguhkan bacaan-bacaan yang berkualitas rendah dan hanya mengumbar kekerasan dan seksualitas belaka. Kelima, cerita-cerita Yong Dolah memiliki kualitas humor yang tinggi, baik gaya bahasa yang disampaikan maupun orisinalitas humor yang disampaikan. Sementara, bila dibandingkan dengan banyak cerita humor yang ada saat ini yang banyak memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain dan kurang membuat pembaca rileks dan cerdas secara intelektualitas setelah membacanya. Tatkala secara cermat ditelusuri cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah pada zamannya, maka kita akan teringat dengan sosok Abu Nawas yang menghias cerita di negeri Seribu Satu Malam. Pada zamannya, Abu Nawas merupakan orang cerdas yang mampu membuat sejarah masa itu menjadi lebih hidup. Kemampuan ini mungkin dapat juga disamakan dengan kepiawaian Presiden Soekarno dalam berorasi tanpa teks dengan isi pidato yang dapat membangkitkan semangat juang masyarakat. Menurut flashback sejarah sosok yong dollah ini sangat lucu secara kasat mata dengan ciri-ciri badan yang gemuk terutama perut dan pipi, kulit agak cerah, mata yang besar seperti kebanykan mata orang melayu, agak pendek dari rata-rata. Ditambah lagi ciri khasnya berpakain memakai songkok peci hitam yang kumal serta kain sarung yang selalu diikat dipinggang serta sandal jepit murahan. maklumlah orang kampung yang hidup penuh kemiskinan Tapi terakhir dari perdebatan pakar sejarah melayu pernah diteliti oleh masyarakat ahli dari Bengkalis, Pekanbaru dan jakarta sekitar tahun 2002 kalau tidak salah apakah sosok Yung Dolah benar-benar ada? Tapi menurut orang-orang melayu Bengkalis beliau memang ada, bukan fiksi, hal ini didapatkan dari cerita orang - orang tua yang pada masa itu beliau masih berumur belasan tahun, sedangkan Yung Dolah sudah berumur sekitar 60 tahunan. memang dari segi history keberadaan Yung Dolah memang agak misterius, sedangkan ahli waris beliau masih ada. Beberapa tim mahasiswa pernah menghunting berita sejarah daerah dan sempat bertemu dengan cucu atau cicit Yung Dolah disekitar Desa senggoro yang tak jauh dari kota Bengkalis, akan tetapi pihak keluarga juga terkesan tertutup dan kurang paham riwayat Yung Dolah. missing Chain atau dalam arti kata terputusnya rantai sejarah. Yung Dolah adalah Legenda Masyarakat Bengkalis, seperti halnya seniman serba bisa dari tanah seberang, pernah saya mendengar ceria dari keluarga dekat, bahwa ciri khas dari yang namanya Yong adalah, beliau tidak pernah sedikit pun ketawa, bahkan senyum apabila menyampaikan cerita lucunya...sedangkan orang lain ketawa terpingkal-pingkal sabil berurai air mata! Hahaha... Dan ciri khas lainnya adalah kalau bercerita beliau sering minta ditemankan 1-2 cangkir kopi kesukaannya, sambil bersandar ditiang kedai, tapi untuk memancing beliau becerita tidaklah gampang, harus lihat sikon alias Mood baru beliau mau bercerita.. Kadang-kadang pernah bercerita dari jam 7 pagi sampai naik siang...tau ada bahannya yang mau diceritakan...dan satu lagi kalau dia bercerita jangan dipotong oleh pendengar, kalau tidak marah besar beliau hehe, terkadang ceritanya hampir 80% rakayasa, alias pembengak! pembohong tapi orang-orang suka mendengar ocehan beliau..hehe ...sehingga ada julukan di masyarakat Melayu Bengkalis, kalau sering Berbohong dapat gelar yung dolah! Tapi yang pasti cerita beliau jangan didengar secara berat, cukup rileks aja, kerana cerita beliau hanya sekadar apresiasi seni belaka. Beberapa Kisah - Kisah Yong Dolah Kini Yung Dolah sudah tidak ada, tapi legenda hidupnya menjadi kenangan abadi sampai ke anak cucu terutama masyarakat melayu Bengkalis pada khususnya dan Melayu Riau pada Umumnya. Beritaseni budaya : Galeri Hang Nadim (GHN) kembali menyelenggarakan pameran seni rupa untuk yang kedua, setelah menaja pameran Rupa, Drawing, Kartun+Kaligrafi (Rudraka) yong dolah, seni rupa riau, kartun, komik yong dolah,furqon elwe Naik haji adalah salah satu mimpi semua umat Islam. Sayangnya selain kesiapan mental, biaya yang dibutuhkan juga cukup besar. Itulah mengapa dalam agama sekalipun, kewajiban haji cuma ditujukan bagi mereka yang mampu. Iya, yang pengin mungkin semua, tapi gak semuanya mampu. Tapi, percaya gak, kalau emang benar-benar pengin, kamu bakal jadi mampu? Hal inilah yang telah dibuktikan beberapa jemaah haji di bawah ini. Gak sebentar waktu yang mereka butuhkan buat menyisihkan Rupiah demi Rupiah, tapi berkat kegigihan dan cita-cita yang kuat, mimpi mereka pun berhasil terwujud. Inilah kisah-kisah mereka yang berhasil naik haji melalui perjuangan yang panjang yang menyentuh hati. 1. Menabung di celengan bambu selama 14 tahun Image tribunnews Abdul Chamid dan Mukhlisah adalah pasangan suami istri penjual es tebu asal Jombang. Mukhlisah, sang istri, telah lama menyimpan cita-cita naik haji. Ia pun meminta dibuatkan suaminya celengan dari bambu. Dengan konsisten, Mukhlisah menyisihkan uang ke dalam celengan tersebut. Nilainya gak menentu, tergantung sisa uang yang dimiliki hari itu. Mulai dari Rp 500 hingga Rp 10 ribu. Urusan menyimpan uang ini dilakukan Mukhlisah tanpa sepengetahuan suaminya. Setelah 10 tahun berlalu, barulah Mukhlis mengajak Abdul mendaftar jadi peserta haji. Saat itu nominal tabungannya emang udah cukup banyak, tapi masih belum cukup buat berangkat haji. Gak berkecil hati, Mukhlis kembali menabungkan uang seperti caranya selama ini hingga akhirnya tahun ini ia bisa ke tanah suci. 2. Menabung sejak zaman perang Image koranmalam Adalah kakek Ambari bin Ahmad, kakek berusia 90 tahun yang telah menabung lebih dari 50 tahun lamanya. Sebagai buruh tani, kakek Ambari gak dapat segera mewujudkan mimpinya pergi haji. Tapi, ia gak berhenti bermimpi. Kakek Ambari mulai menabung sejak Indonesia masih dijajah Belanda. Menurut pengakuannya, ia memendam celengan di tanah tiap kali ada penjajah yang datang. Tentu banyak uang kakek Ambari yang gak lagi laku. Buat uang tersebut, ia pun menjualnya ke kolektor atau pasar loak, lalu hasil penjualannya kembali ditabung. Akhirnya, setelah berpuluh-puluh tahun menabung, dua tahun lalu kakek Ambari berhasil naik haji. 3. Pemulung naik haji berkat Rp 10 ribu sehari Miskat telah berusia 70 tahun saat berhasil terdaftar sebagai jemaah haji. Buat mewujudkan mimpinya tersebut, ia menyisihkan Rp 10 ribu tiap harinya. Saat uang tabungannya terkumpul sebesar Rp 3 juta, ia membawa kumpulan pecahan Rp 10 ribuan tersebut pada pemilik salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji KBIH Probolinggo. Sayangnya, masih banyak banget biaya yang harus ia tambahkan. Pengin gak pengin Miskat harus melunasinya dengan dana pinjaman dari bank. Untungnya, pihak KBIH membantu menutup biaya bunga dari pinjaman tersebut. Bertahun-tahun kemudian, Miskat pun berhasil melunasi cicilan pokok pinjaman tersebut. 4. Penjahit berangkat haji setelah 27 tahun menabung Image wartakota Sutaryono alias Pakde Yono adalah seorang penjahit di pinggir jalan kawasan Matraman, Jakarta Timur. Ia harus rela melayani pelanggan sambil kucing-kucingan dengan petugas lantaran kawasan tempatnya bekerja dilarang menggelar lapak. Meski gitu, kakek berusia 67 tahun ini mampu menyisihkan uang dari upah yang cuma Rp 15-30 ribu sehari. Perjuangannya menabung selama 27 tahun ini akhirnya berbuah hasil. Pakde Yono berhasil mendapat nomor antrean buat naik haji tahun depan. 5. Menabung uang jajan sejak SMP Image fajar Usianya baru 20 tahun, tapi Amir Hasan telah menjadi salah satu jemaah haji dari Medan, Sumatera Utara. Sejak SMP, Amir telah memiliki cita-cita buat menunaikan ibadah haji. Pelan-pelan ia pun menyisihkan uang jajan buat ditabung. Amir menitipkan tabungan tersebut pada ibunya. Usai lulus SMA, Amir bekerja di salah satu perusahaan di Riau. Setelah bekerja, uang yang bisa ia tabung pun jadi lebih besar. Meski ayahnya adalah seorang sopir dan ibunya berjualan nasi, cita-cita Amir berhasil jadi nyata. Tanpa tekad yang kuat, cita-cita naik haji cuma ada di mulut aja. Gak peduli seberapa besar gaji yang kita punya, tanpa perencanaan dan kegigihan menyisihkan uang, dana haji pasti selalu kurang. Di sisi lain, ada orang-orang yang buat hidup sehari-hari aja serba pas-pasan tapi berhasil mewujudkan mimpinya ke Tanah Suci. Salut banget deh buat mereka yang sukses naik haji dengan kerja keras! Gokil Special Cerita Lucu Yong Dolah Anak Riau Wajib Baca. Redaksi. Ahad, 26 Februari 2017 22:03:14 WIB Dibaca : 1869 Kali Cetak. SPECIAL CERITA YONG DOLAH PUTRA MELAYU DARI SUNGAI PAKNING KAB. BENGKALIS FOTO PENULIS DAN KELUARGA . CERITA 4 YONG DOLAH MAKAN DI RESTORAN MEWAH DI INGGRIS SELAMAT DATANG DI WISATA BENGKALIS Abdullah Bin Endong Alias Young Dolah Young Dolah atau yang nama aslinya adalah Abullah Bin Endong merupakan seniman berasal dari Bengkalis, cerita yang didapatinya bersal dari pengalam – pengalaman pribadinya, yang penuh khayalan, lelucon dan kekonyolan. Sosok Yong Dolah selalu pembual yang suka bercerita, tapi yang diceritakan adalah kosong belaka. kisah-kisah yong dolah ini sudah jarang ditemui, karena kurang publikasi dari penerus ke penerus, sehingga cerita – cerita Yong Dolah ini hilang satu – persatu. Dalam ia bercerita Young Dolah sangat pandai berexpresi dan sangat hiperbola sehingga yang mendengar ceritanya bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak dengan cerita yang dibawakannya. Yong Dolah bercerita tidak mengenal batas waktu bahkan tidak menggunakan bahan literatur atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus, yang pastinya lucu sesuai dengan kepiawaian beliau. Lagenda Bengkalis ini seakan hilang begitu saja padahal beliau sangat berarti bagi orang Bengkalis, kisah – kisah beliau yang lucu hilang begitu saja, ini di akibatkan kurangnya publikasi dari generasi – kegenerasi sehingga nama beliau tidak harum sebagai budayawan dan sekaligus seniman Bengkali. Beberapa Kisah – Kisah Yong Dolah Yong Dolah sang Abu Nawas Melayu Yong Dolah Naik Haji Perjalanan yong Dolah ke Negri Ngotjoleria Yong Dolah – Memanjat Patung Liberty Yong Dolah – Jadi Kapten Kapal Pesiar Yong Dolah – Orang Riau Ikut Perang Teluk Linggis dan Tangga Yong Dollah Umpan Daun Yong Dolah Yong Dolah Dan Piala Dunia Yong Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar Masih banyak lagi kiasah – kisah sang lagenda Yong Dolah ini, tetapi sayang nya sudah ditemukan lagi, sayang sekali apa bila kisah – kisah Yong Dolah ini hilang begitu saja, dan masih banyak tokoh – tokoh seperti beliau yaitu lebai malang , pak pandir dan lain – lain. Maka dari itu sebagai anak bangsa jangan sampai sejarh – sejarah yang ada di daerah, terutama Indonesia harus di budidayakan dan diceritakan dari generasi ke generasi selanjutmya. Sumber > Dari Berbagai Artikel 1. Perjalana yong dollah ke Negri Ngotjoleria Yong Dolah waktu itu pergi ke negri Ngotjoleria tapi harus ke Bukittinggi dari Pekanbaru untuk mengantar belacan. Maka berceritalah si Pembual yang satu ini,, “Yong naik lori pergi ke Bukittinggi. Pas diatas bukit, Yong nak tengok pemandangan pakai keker..” Yong Dolah memulai bualannya. “Ape yang nampak Yong?” tanyaku. “Tenampak Pulau Bengkalis” “macaaam betul ajo dikau cakap ni Yong, Apo lagi Yong?” “Haaaa nampak mak lagi menampi beras, Yong pun berteriak “Maaaaak, kalau dah masak nanti, bilang ke Yong yo maaak !!” “Alaaahh mak, macam mano nak dengo. Jarak Bukittinggi ke Pulau Bengkalis itu ratusan kilometer lah Yong !!. Ah… Yong ado-ado ajo..” bantahku.. “suko-suko aku lah , , kan aku sedang membual. . .” “iyoooo pulak,,, “ lalu Yong Dolah tersenyum sambil kentut, DHUUUTTT UUUUTTT !! Dan menghirupnya dalam-dalam, sebab menurutnya “tidak ada kentut yang paling wangi selain kentut kita sendiri” …..?? *** cerita ini 100% fiktif belaka, bila ada yang tidak setuju dengan pendapat Yong Dolah tentang “kentut”, silahkan buktikan sendiri kebenaranya. 😀 belacan=terasi ado=ada ajo=saja dengo=dengar dikau=engkau iyo pulak=iya juga lori=truk keker=teropong tenampak=terlihat yo=ya 2. Panjat pokok kelapo Waktu tu Yong pergi memancing pakai joran. Joran Yong disentak dimakan ikan sampai Yong tercampak ke dalam air. Ikan terus menarik Yong kesana kemari sampai Yong tersangkut di batu. Yong coba tarik lepas tapi tak nak lepas. Yong ingat ada linggis dekat tangga. Yong ambil lingis, Yong tuil batu. Haaa… lepas. 3. Mancing Ikan Pergilah Yong memancing. Sekali dimakan ikan, Yong sampai tercampak ke air. Yong ditarik ikan ke dalam air sampai terselit kepala Yong dicelah-celah batu. Yong meronta-ronta, tidak dapat lepas. Yong ingat, Yong ada linggis di rumah. Yong balek mengambil linggis. Yong tuil batu dengan linggis ; lepas. 4. Umpan daun yong dollah “Oiiiii…atan, dikau nak kemano?”, teriak Nizam dengan logat Bengkalis. Dalam logat Bengkalis, “kemana” menjadi “kemano”. Saat itu aku baru turun tangga sehabis neken Akte Kelahiran sebagai tugasku yang telah selesai diketik. “Woii… dikau ni tereak-tereak aje, ini kantor, bahlul….”, teriakku membalas dengan logat Tanjung Pinang yang banyak menggunakan huruf e lemah. Astaga, aku melarang Nizam teriak, aku malah ikut teriak. Hahahahaha… “Tak ado do, sini kejaplah”, kata Nizam “Haaaa…. ape cite?”, tanyaku “Engkau dengar ni, kau pernah dengar cerita Yong Dollah ngael ikan di Jepang?”, lanjut Nizam “Lom lah, macam mana pula tu, haaa… cite lah”, sambungku Maka dia pun bercerita Yong Dollah lagi Waktu tu khan Yong pergi ke negeri Jepun. Terus ikut orang Jepun tu bekelah dekat kolam ikan. Abis tu orang Jepun tu ngael. Tapi umpannya tak sama seperti kita. Orang Jepun tu pakai umpan daun yang tumbuh dekat situ. Sememang aneh. Orang Jepun tu mengait selai daun, campak ke kolam, aleh-aleh dapat ikan dengan umpan selai daun tu. Yong pening lalat juga liat orang tu. Yong ambil parang. Yong tebang pohon yang daunnya untuk umpan ikan tu. Lalu Yong letak pohon tu di kolam. Tak lama, Yong angkat pohon tu dari kolam. Haaaaa… Yong pun dapat 10 ton ikan yang makan daun pohon tu. Yong lebih pandai dari orang Jepun tu 5. Cendramata Sepatu Yong dollah Yong Dollah waktu tu berangkat dari Bengkalis ke Singapore nak jual arang naik pompong. Laut teduh belinyang, tak bergelombang. Pas tengah selat Melaka, Yong keker, tenampak sebiji tong besar. Yong suruh kelasi dempetkan pompong ke tong besar tu dan naikkan ke atas dek. Yong buka. Alaaaaahhhh mak, isinya sepatu sebelah kiri semua. Yong suruh kelasi buang tong tu. Pompong jalan lagi, selang 1 jam, ketemu tong besar lagi. Yong suruh kelasi naikkan tong ke dek. Yong buka. Alaaaaah mak, isinya sepatu sebelah kanan semua. Kalaulah tong pertama tadi Yong bawa, penduduk Bengkalis bakal dapat cendera mata sepatu buatan Jepang lah. Itulah Yong tak nak simpan dulu sepatu belah kiri. Kalau disimpannya tentu dapat sepatu banyak buatan Jepang. Ah… dasar Yong. Tapi coba bayangkan besarnya tong tersebut, sepatu dalam tong tersebut bisa untuk semua penduduk Bengkalis. Haaaaaaa…. 6. Bermain Bola samo Yong dollah Yong waktu tu nak olahraga juga. Yong pergi ke lapangan bola nak main bola kaki sama orang besar. Puas Yong lari sana lari sini nak rebut bola, tak dapat-dapat. Yong asyik kena kilik-kilik lawan terus. Yong pun tak dapat opor dari kawan. Pas Yong dapat bola, itu pun kena rebut lawan. Yong meradang. Yong tangkap bola tu pakai tangan. Yong tendang bola tu ke atas. Lalu Yong balek ke rumah. Yong lapar, lalu Yong makan. Abis makan, Yong ke lapangan lagi. Sampai di lapangan, bola tadi yang Yong tendang pun baru turun dari langit. 7. yong Jadi Imam Kala masa itu, Yong pergi ke surau nak shalat maghrib. Imam tak datang. Terpaksalah Yong jadi imam. Rakaat 1 dan 2 pun selesai. Masuk ke rakaat ke-3. Pada sujud terakhir, Yong agak lambat bangkit. Abis bangkit ke duduk, baca syahadat, basikan sikit waktu, lalu baca salam lêkom kanan dan kiri. Pas nak balêk, ada aral sedikit hari hujan. Saat itu Bengkalis lagi musim hujan. Maka Yong dan kawan lainnya yang jadi makmum pun duduk sebentar. Alêh-alêh, ada yang bertanya, “Yong ngape ngentam lambat sangat bangkit dari sujud terakhir tadi?”. “Yong tadi terdengar anak ayam teciap-ciap. Ciap pertama tak sama dengan ciap kedua dan ciap selanjutnya. Yong itung ada 10 ciap”. “Haaaaa… Yong itung ciap ayam waktu sujud tadi?” “Ye”. “Astaga… ulang balêk shalat maghrib semua. Tak sempurna semayang kite. Cepat sikit, nanti abis waktu maghribnya”. Haaa… itulah kalo tak konsen sama shalat. Ulang lagi lah. 8. Yong nak keker Yong waktu tu pergi ke Bukittinggi dari Pekanbaru melewati Bukit Barisan. Yong naik lori pergi kesana. Pas diatas bukit, Yong nak melihat pakai keker. “Ape yang nampak Yong?” “Tenampak Pulau Bengkalis” “Ape lagi Yong?” “Haaaa nampak mak lagi menampi beras” “Lalu” Yong pun berteriak “Maaaaak, kalau dah masak nanti, bilang ke Yong ye!” alaaahh mak, macam mane nak dengar. Jarak Bukit Barisan ke Pulau Bengkalis itu sekitar 400 km. Ah… Yong ade-ade aje. 9. Jadi Kapten Kapal Pesiar ” Katanya yung pernah menjadi Kapten Kapal pesiar .” ” Ah! Usahlah di besar-besarkan pengalaman yang tak seberapo tu. Dari kecil yung sudah terbiasa dilaut, maka pekerjaan menjadi kapten kapal pesiar bukan dapat di banggakan, sama saja kapal pompong pergi menjaring kapal ke tengah laut.” ” Berapa lama Yung menjadi kapten kapal pesiar tu?” ” Tak lamo do kiro-kiro dua puluh lima tahunlah.” ” Kira-kira berapa banyak pekerja yang menjadi anak buah yung tu?”. ” banyak tu memag tak banyak, tapi kalau bilis satu goni dibagi-bagikan kepado anak buah kapal, paling dapat satu ekor satu orang kadang-kadang ado jugo yang cumo dapat kepalo.” ” sepertinya besar sekali kapal tu, yung?” ” Taklah beso betul, tapi kalau kito bejalan dari pangkal ke ujung,basi nasik tu baru kito sampai, dekatkan?”” Aduh,kalau begitu tentu tinggi kapal yung tu?” ” Tinggi apo anak yung pernah berak dari atas kapal, kering taik tu baru jejak kebawah. Kan tak tinggi tu belum sampai ke langit.” ” Sewaktu yung menjadi oarang nomor satu di kapal tu, pengalaman apa yang paling berkesan?” ” Aduh pengalaman apo agaknyo? Yung Dolah berfikir sejenak untuk mengingat – ingat o…yo ado…ado. Begini kapal berlabuh dilaut Francis, Yung pun ingin membuktikan kato orang – orang bahwa di laut Francis ni banyak ikan paus.” Untuk membuktikan yung keluarkan peralatan mengail, setelah semua peralatan mengail yung keluarkan, Yungpun bersiap-siap ketepi kapal hendak mengail,Tapi baru duo langkah Yung pun teringat bekal yang Yung siapkan dari Bengkalis. Miko tau apo umpannyo? Tentu miko tak tau sebab yung belum beri tau ni suko makan tumes belacan, jadi kemano yung berangkat, belacan tak lupo do. Supayo tu tahan lamo belacan tu yung simpan dalam peti sejuk dalam kamar yung. Belacan tulah yang yung jadikan umpan mengail di laut Francis. Setelah semuo nyo ado barulah yung tenang mengail. Lemparan pertamo, kail Yung langsung di sembo ikan. Tapi sayang belumpun naik ikan paus itu pun lepas. Tapi yung tak putus Aso. Yung lempo lagi kail Yung banyak pengail Francis yang kenal Yung dan mereka minta tanda tangan.” “Apa sebab minta tandatangan Yung?” “Miko pasti tak tau ? Yung inikan juara dunia mengail. Itulah, miko tak banyak baco buku sejarah, jadi orang lain yang tau kehebatan orang awak.” ” Balik kemengail tadi yung, ikan apa yang yung dapat?”” Oh yo lupo pulak. Yung duduk sambil menghisap rokok Kisaran yang Yung bawak dari bengkalis. Tengah sedap merokok, tiba-tiba kail yung di renggut ikan mak…mak, tak tanggung -tanggung bertanyo, dengan cepat Yung rentap tali kail Yung, ikan itu merentang ke kiri ke kanan, tapi yung tak habis akal, Yung bio dulu setelah meraso ikan itu dah agak lemah baru Yung tarik. Tapi yung tak sanggup menarik ikan itu, berat betul lama yung berfikir, macam mana nak yung teringat bahwa yung inikan kapten itulah Yung panggil seluruh pekerja kapal agar membantu Yung menarik ikan tu, setelah semua berkumpul,Yung suruhlah semua menarik ikan itu keatas, tapi belum jugo ikan itu dapat di tarik ke kepalo yung Yung tengah berfikir, anak buah Yung dari Kamboja agar menggunakan Kren pengangkat peti kemas untuk mengangkat ikan itu. Yung berfikir sejenak,dalam hati Yung bercakap “”agus jugo saran budak Kemboja ni.” Yung suruh pekerja yang menyiapkan kren, tapi tidak jugo ikan itu terangkat. Yung sedikit putus asa ” sebeso apo ikan ni agak ah,” cakap yung dalam hati. Pikir punya pkir,Yung teringat bahwa umpan itu tadi belacan, mungkin dengan membako belacan ikan itu akan timbul.”” Jadi yung bakar belacan itu?” ” Tentulah,Yung bako. Setelah yung bako belacan, Yung atriklah tali kail Yung, dan memang ajaib ikan itu tak berat lagi. Pelan-pelan yung angkat, alangkah terkejut karena rupo-ruponya ikan berat macam phonton itu ternyata ikan bilis.” “Setelah Yung tahu ikan bilis, apa Yung buat?” “Yung terus saja angkat ikan bilis tu. Dan setetlah sampai atas kapal, Yung ambik pisau, Yung belah perut bilis. Bukan main terkejutnyo Yung sebab dalam perut iakn bilis tu ada kapal tenker. Kareno geram betul hati perut Yung,Kapal tengker tu Yung tendang sampai bengkalis .” 10. Yong Dollah Bercerito di sebuah kedai Yong kabarnya baru pulang jalan jalan ye, dapat hadiah pulak katenya dari thailand. Betulkah agaknya tu ? Ha… betul betul betul, yong baru terime dua hadiah dari thailand, aaaah mike nak dengar citonyo,haaaa dengor baik…baik ye. Hhhhhhhhhhh……………….hari tu yong lagi manjat kelapo,, ketiko yong lagi diatas, yong merasa bupati memanggil yong. Yong harus cepat turun, ketika lihat kebawah tak ade tangga pulak. Yong teriak ama istri yong, tolong ambikan tanggo, rupanya dio lagi mandi. Yong tak pikir panjang, yong turun, yong ambil tanggo, habis tu baru yong turun dari pohon kelapo. Setelah yong turun dari pohon kelapo, yong langsung kerumah Bupati, ada apo agaknyo, Sampai di rumah Bupati, ruponyo Bupati dah nunggu, katonyo, yong harus berangkat ke Thailand sekarang jugo, president yang suuruuh untuk mewakili indonesia dalam perlombaan antar negare. Yong tanyo, perlombaan hapo ?, dio bilang berangkat ajolah , nanti ketinggalan kapal. Yong pulang kerumah, yong suruh istri yong siapkan semua keperluan, setelah itu yong langsung kepelabuhan naik becak. Sampai di pelabuhan, yong tekejut, ruponya kapal dah berangkat pulo. Apo lah caranya, dari pada ke ntam persiden yong kejor ajolah kapal. Yong terjun kelaut. Yong kejo kapal tu. Ketika yong berenang ngejo kapal tu, yong lihat di bawah, ado benda hitam panjang. Yong dekati ruponya kapal selam. yong ketok pintunyo, assalamualaikum, dio jawab walaikumsalam, rupanya kapal selam oang bengkalis, yong disuruh masuk, yong bilang mau ke thailand suruh pak president. Akhirnyo dio mau nganto ke sano. Pendengar Panjang kapal selam tu, yong ? Yong dollah panjang nyo, tak lah panjang sangat, kalau masak nasi dipangkal, basi sampai ke ujung. Pendengar Tinggi kapal selam tu, yong ? Yong dollah Tingginyo pun….. taklah seberapo tinggi, kalau dikau tebeak dari atas, keing sampai bawah. Haaaa. Dikau banyak betanyo… dengo ajalah dulu… Akhirnyo yong sampai di thailand, oang ramai sangat disano. Yong tanyo dimano tempat lomba tu, ruponya di……. Lapangan.. Sampai di lapagan oang dah pada bekumpul, ketika diumumkan rupanya lomba nggangkat kaki gajah. Kareno yong datang telambat, yong jadi peserta terakhirlah. Peserta petamo dipanggil, rupoya dari amerika, namonyo superman, di angkatnya kaki gajah, dah kayak oang nak tebeak, kaki gajah tak juga bergerak, akhirnyo dio nyerah. Kemuidan dari japon. Sumo, diopun nyerah, tak bisa diangkatnya kaki gajah tu. Setelah semua peserta nyerah, akhirnyo giliran yong yang di panggil. Dari indonesia, yong dollah kato pembawa acara tu, oang yang nonton ketawo semuo, kerano badan yong yang kurus kecik. Yong tak habis piki, yong kelilingi gajah tu. Yong pandang lamo lamo. Setelah itu yong tegak di belakang nyo, yong pandang, haa ini agaknyo. Yong tegak, yong sentil buah peli gajah. Terkejut gajah tu, teangkat lah kakinyo. Akhirnyo yong menang. Setelah yong menang perlombaan pertama, ruponya masih ada yang keduo, yaitu menggelang kan kepalo gajah. Peserta yang tadi , mulai mencoba lagi, tapi tak ado yang bisa, haa…..sekarang tibolah giliran yong. Yong kelilingi lagi gajah tu. Habis yong minta kursi sama panitia. Yong letak kursi kat samping gajah, kat telingonyo, yong naik ke kursi, yong pegang telingo gajah tu, yong bisikan ke dio, gajah…. Gajah…. Kalau ku sentil lagi buah peli dikau mau tak ?.. Gajah tuh tediam dan mengeleng geleng.. dio bilang tak nak. Hhhaaaa akhirnyo yong lagi yang menang. Dah duo kan.
Sampaisekarang, masih banyak yang tak menyangka GTT bisa naik haji. "Teman-teman saya di grup WA GTT sangat bersyukur, seorang GTT seperti saya bisa naik haji. Rekan-rekan di sekolah yang PNS juga salut atas keberangkatan saya ini karena banyak yang meskipun sudah PNS tapi daftar saja belum," tuturnya. Memang, haji adalah murni panggilan Ilahi.
Legenda Rakyat Bengkalis Biografi Singkat Yung Dolah Tokoh itu bernama Yung Dolah, sering duduk di kedai kopi sambil minum kopi yelah, tak 0 0 9 3 0 0 9 4 mungkin pulak minum jus kat kedai kopi, orang melayu menyebutnya kahwa atau kahwe 0 0 9 3 0 0 9 4 dengan huruf e. Minum kopi sambil makan roti bakar di waktu pagi sebagai sarapan maupun di waktu sore melepas penat bekerja, bahkan terkadang di malam hari sambil kongkow-kongkow dengan teman-teman. Kebiasaan yang tak lepas dari budaya China dan Siam. Yung Dolah adalah nama seniman/penghibur legenda yang pernah di miliki Masyarakat Bengkalis yang hidup sekitar rentang tahun 1930-1975 tidak ada catatan sejarah yang pasti tempat dan tanggal kelahiran beliau. Menurut beberapa sumber Yung Dolah bernama asli Abdullah bin Endong masyarakat Bengkalis biasa memberikan nama yang pendek-pendek tanpa tambahan lain seperti Atan, Bidin, Selamat, Abu, Minah, Rogayah, Timah asal kata dari fatimah, daro, siti dll. Dikalangan masyarakat melayu Bengkalis dan udah lazim dengan gelar tersebut. Sedangkan Yong adalah sapaan atau gelar yang diberikan oleh orang-orang terdekat beliau, selain itu ada kat sapaan Bat biasanya sebaya umur, Wak sama dengan orang lebih tua dikit Jang biasanya panggilan sapaan ortu ke anaknya serta Pakcik sapaan buat yang dihormati atau para orang pendatang dan hubungan keluarga selain itu Encik, Makcik...sama seperti diatas. Banyak pro dan kontra keberadaan sosok ini, akan tetapi sumber dari orang-orang dahulu mengatakan beliau sangat disenangi masyarakat dikarenakan kepandainya beliau bercerita dengan ucapan verbal mengenai cerita-cerita rakyat Folk story. jadi jangan heran cerita Yung Dolah lewat tulisan kurang mengena lucunya, karena tidak ada penekanan intonasi, mimik serta jeda yang justru hilang ciri khas cerita tersebut. Bahkan keahlian Yung Dolah dalam bercerita sampai tidak mengenal batas waktu unlimited story bahkan tidak menggunakan bahan literatur Story board atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus-putus, bahkan dalam satu cerita bisa dijabarkan menjadi 50 cerita baru yang saling berkaitan yang pasti lucunya sesuai dengan tingkat kepiwaian beliau menyampaikan. Bila ditelaah kisah-kisah lisan yang disampaikan Yung Dolah dalam kabar kocaknya, terlihat ada pesan yang sangat tinggi yang ingin disampaikan Yung Dolah. Paling tidak, ada beberapa nilai yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita lisannya tersebut, antara lain Pertama, Yung Dolah memperlihatkan tingginya sastra Melayu dengan menggunakan gaya bahasa hiperbola dalam cerita-ceritanya. Dalam pendekatan sastra Indonesia, penggunaan kata-kata hiperbola tidak dikategorikan sebagai ekspresi cerita yang berisi kebohongan. Dalam seluruh ceritanya, dominasi gaya hiperbola yang disuguhkan Yung Dolah justru menggunakan kata-kata yang tak lazim digunakan untuk mengekspresikan kata-kata hiperbola yang sering digunakan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini, Yung Dolah membuktikan diri sebagai sosok penutur cerita yang kaya dengan istilah kata hiperbola dan menunjukkan bahwa sastra Melayu memiliki gaya hiperbola yang luas dan dinamis. Untuk itu, sangatlah keliru bila banyak masyarakat yang menempatkan Yung Dolah sebagai sosok pembual yang mengisahkan cerita bohong. Hal ini dikarenakan kita tidak mengerti sastra sebagaimana yang ingin disampaikan Yung Dolah dalam cerita-ceritanya. Kedua, bila ditelaah secara seksama dari cerita-cerita yang disampaikan Yung Dolah, memperlihatkan kualitas intelektual Yung Dolah. Ia mampu mengarang cerita yang membuat pembaca dan pendengar menguras intelektualitas dan imaginasi mereka. Intelektualitas Yung Dolah bukan hanya didekati secara filosofis, akan tetapi secara matematis. Lihatlah bagaimana kualitas intelektualitas Yung Dolah tatkala ia menceritakan tentang Kapal Tanker, Tangga Sakti, Madu Lebah, Ikan Bilis, Radio Philips, Lime Meter, dan sebagainya. Tidak mungkin penutur mampu membuat cerita yang demikian bila tidak memiliki kualitas intelektual yang baik. Ketiga, pada beberapa ceritanya, Yung Dolah menitip pesan yang sangat tinggi kepada pembacanya. Pesan tersebut antara lain dapat dilihat pada beberapa cerita berikut, yaitu Pertama, Kapal Tanker mengajak kita untuk aktif, pantang menyerah, berpikir matang, dan memanfaatkan alam secara seimbang. Kedua, Anak Ayam memberikan nilai bagaimana menjadi sosok pemimpin yang ideal. Ketiga, Keker

Suatuhari yong pegi kebengkalis naik sepeda unte..(sepeda apek2),besiiuol konon yong nii kaedahnye.yong pegi sorang aje, minah,Kalau dia ikot kemaren tuBiseng,Macam2 pulak mintaknyeeee.

Rombongan Haji tiba di Mekkah. Foto Dok. KITLVArtikel seutuhnya berasal dari Historia yang merupakan majalah sejarah online di Indonesia, ialah partner Nusantara sudah banyak yang memeluk Islam. Kesultanan Islam telah dikenal dunia. Namun, hingga dua abad setelahnya tak diketahui apakah sudah ada yang pernah naik haji ke tertulis pertama tentang orang Melayu atau Nusantara yang berhaji baru muncul pada akhir abad ke-15 M, yaitu Hang Tuah yang ceritanya dikenal sekira 1482 M.“Hang Tuah tokoh tersohor di Malaka. Ini masa akhir kehidupan Malaka sebagai kesultanan dan 30 tahun sebelum direbut Portugis pada 1511,” kata Henri Chambert-Loir, peneliti di Ecole Française d’Extrême-Orient EFEO, dalam acara Borobudur Writers Cultural and Festival ke-7, di Hotel Manohara, Magelang, Jumat 23/11. Namun, kisah Hang Tuah ini pun terbukti mendapat tambahan dalam tubuh ceritanya. Adegan ini, menurutnya, dipinjam dari teks Arab. “Ini artinya bukan orang Nusantara atau Hang Tuah yang pergi ke Makkah,” lagi, menurut Henri, catatan perjalanan naik haji berikutnya umumnya negatif. Beberapa tokoh utama menafikan manfaat naik haji. Contohnya kisah tentang dua orang sultan Malaka. Pertama, sultan yang berkali-kali ingin naik haji, tapi keburu meninggal sebelum naik haji. Sultan kedua secara gamblang menafikan ketinggian Makkah atas Malaka. Dia juga secara tersirat menafikan kesahan ibadah haji ke itu datang dari penjelajah asal Portugis, Tome Pires dalam catatannya, Suma Oriental. Sultan yang dimaksud adalah Sultan Mahmud Syah 1488-1511. “Dia begitu pongah keterlaluan dan takabur tentang ini sampai dia membanggakan diri sedemikian berkuasa hingga dapat menghancurkan bumi dan dunia memerlukan pelabuhannya sebab letaknya di ujung musim, dan Malaka akan dijadikan Makkah, dan dia tak berpegang pada pendapat ayah dan kakeknya mengenai pergi ke Makkah,” catat Pires. Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 18 July 1889. Foto Getty ImagesTokoh yang senada adalah Hamzah Fansuri, penyiar sufi agung dari pelabuhan Barus. Dia pernah naik haji seperti disinggungnya dalam syair Di dalam Makkah mencari tuhan di Bait al-Ka’bah/ Di Barus ke Kudus terlalu payah/ Akhirnya dapat di dalam rumah. Ini artinya, kata Henri, Hamzah Fansuri pergi ke Mekkah, menjalankan ritual haji, mencari Tuhan di dalam Masjidil Haram, tetapi merasa justru menemukan Tuhan di dalam dirinya sendiri. Bait ini, termasuk wacana yang meremehkan peran haji dalam kehidupan seorang muslim, khususnya aliran tasawuf. “Tuhan tak perlu dicari di Makkah, adanya di dalam diri sang sufi,” kataHenri. Lalu pada awal abad ke-17 M, cerita datang dari seorang ulama tersohor, Syeikh Yusuf Makassar. Dia kemudian menjadi qadi di Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683.Kisah ini, kata Henri, ditemukan dalam naskah Bugis, Riwakna Tuanta Salamaka ri Gowa. Syeikh Yusuf naik kapal. Di tengah pelayaran, dia berjumpa Nabi Khidir. Syeikh Yusuf dinasihati supaya tak perlu pergi ke Makkah. Kata sang nabi, tak ada yang bisa dipelajari di situ. Namun, Syeikh Yusuf tetap pergi ke Makkah. Setibanya di sana, dia melakukan berbagai keajaiban yang memperlihatkan kelebihannya atas penduduk sejarahnya, menurut Henri, tak ada satu pun raja atau sultan Indonesia naik haji kecuali Sultan Pontianak pada 1800 M. Namun dia pun bukan orang Nusantara, melainkan Arab. “Barangkali ini disebabkan karena raja-raja Indonesia tak mau mengakui kelebihan negara lain,” ucap Henri. Kendati begitu, beberapa raja, dari Baten, Mataram, dan Makasar mengirim utusan ke Makkah untuk memohon gelar sultan. Beberapa sultan juga mendirikan rumah pemondokan di Makkah dan Mina untuk calon haji dari kerajaan mereka. Sulitnya menemukan catatan perjalanan orang Nusantara pergi haji, bukan berarti tak pernah ada yang berhaji. Pasalnya, kebiasaan menulis catatan harian atau catatan perjalanan memang bukan menjadi kebiasaan orang Melayu atau Nusantara. “Menulis tentang diri sendiri bukan budaya Indonesia. Ini baru muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Eropa,” kata Haji tiba di Tanjung Priok. Foto Dok. KITLVDengan demikian kisah orang Melayu naik haji baru muncul lama sekali setelah Islam masuk ke Nusantara. Kisahnya muncul dalam Tuhfat al-Nafis oleh Raja Ahmad, bangsawan keturunan Bugis dari Riau. Tulisannya itu dibuat pada 1860-an. Sementara dia naik haji pada 1828. “Dia tidak menyebut mau menunaikan rukun Islam, tapi membayar nazar yang diucapkannya waktu sakit,” ujar kisah haji dalam Perjalanan Saya ke Makkah karya Wiranatakusumah, yang saat itu menjabat bupati Bandung. “Salah satu kisah tentang naik haji paling menarik,” kata 40 tahun kemudian muncul semakin banyak kisah haji. Ada sembilan kisah, dari Hamka, Ali Hasjmy, Rosihan Anwar, dan Asrul Sani. Pada 1965, kisah haji terbit dalam jumlah lebih banyak lagi, sampai puluhan judul. Oman Fathurachman, filolog UIN Syarif Hidayatullah menambahkan, baik penceritaan pengalaman berhaji yang ditulis orang Nusantara maupun bangsa lain punya ciri masing-masing. “Jadi orang-orang Nusantara juga naik haji dan menuliskannya, tapi karakternya sangat berbeda,” asing, seperti Ibn Battutah menulis pengalaman perjalanan dengan kebiasaan mendeskripsikan yang dia lihat. Sementara orang Nusantara lebih menerangkan pengalaman spiritual, kondisi perjalanan haji, seperti kondisi kapal dan pengalaman rohaninya. “Itu yang menonjol. Jadi kita tidak lihat apa yang mereka lihat di sana, orang Arabnya bagaimana, dan lain-lain. Mungkin karena tak begitu paham bahasanya,” ujar Oman. TAMPILKAN14 CERITA GHN Gelar Pameran Komik Yong Dolah selama Sebulan. Pekanbaru | Senin, 24 Februari 2020 - 09:20 WIB

Young Dolah atau yang nama aslinya adalah Abullah Bin Endong merupakan seniman berasal dari Bengkalis, cerita yang didapatinya bersal dari pengalam - pengalaman pribadinya, yang penuh khayalan, lelucon dan kekonyolan. Sosok Yong Dolah selalu pembual yang suka bercerita, tapi yang diceritakan adalah kosong belaka. kisah-kisah yong dolah ini sudah jarang ditemui, karena kurang publikasi dari penerus ke penerus, sehingga cerita - cerita Yong Dolah ini hilang satu - ia bercerita Young Dolah sangat pandai berexpresi dan sangat hiperbola sehingga yang mendengar ceritanya bisa membuat kita tertawa terbahak-bahak dengan cerita yang dibawakannya. Yong Dolah bercerita tidak mengenal batas waktu bahkan tidak menggunakan bahan literatur atau referansi, sehingga ceritanya mengalir begitu saja seperti air tanpa putus, yang pastinya lucu sesuai dengan kepiawaian Bengkalis ini seakan hilang begitu saja padahal beliau sangat berarti bagi orang Bengkalis, kisah - kisah beliau yang lucu hilang begitu saja, ini di akibatkan kurangnya publikasi dari generasi - kegenerasi sehingga nama beliau tidak harum sebagai budayawan dan sekaligus seniman Bengkali. Beberapa Kisah - Kisah Yong DolahYong Dolah sang Abu Nawas Melayu Yong Dolah Naik Haji Perjalanan yong Dolah ke Negri Ngotjoleria Yong Dolah - Memanjat Patung Liberty Yong Dolah - Jadi Kapten Kapal Pesiar Yong Dolah - Orang Riau Ikut Perang Teluk Linggis dan Tangga Yong Dollah Umpan Daun Yong Dolah Yong Dolah Dan Piala Dunia Yong Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar Masih banyak lagi kiasah - kisah sang lagenda Yong Dolah ini, tetapi sayang nya sudah ditemukan lagi, sayang sekali apa bila kisah - kisah Yong Dolah ini hilang begitu saja, dan masih banyak tokoh - tokoh seperti beliau yaitu lebai malang , pak pandir dan lain - lain. Maka dari itu sebagai anak bangsa jangan sampai sejarh - sejarah yang ada di daerah, terutama Indonesia harus di budidayakan dan diceritakan dari generasi ke generasi selanjutmya.

BeberapaKisah - Kisah Yong Dolah : Yung Dolah Naik Haji Perjalanan Yung Dolah ke Negri Ngotjoleria Yung Dolah Memanjat Patung Liberty Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar Yung Dolah Orang Riau Ikut Perang Teluk Linggis dan Tangga Yung Dollah Umpan Daun Yung Dolah Yung Dolah Dan Piala Dunia Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar
ARAB SAUDI, – Dua pemuda naik haji ke Tanah Suci menggantikan orangtuanya yang meninggal dunia sungguh sangat mengharukan. Baca Juga Pemuda pertama bernama Muhammad Ulinnuha 25 tahun dan Mada Agung 23 tahun yang menjadi jemaah haji Indonesia. Ulin menceritakan pengalaman naik haji yang menggantikan ibunya yang meninggal dunia. Sang ibu mendaftar haji pada 2011. Namun, tahun lalu, ibu Ulin meninggal dunia karena sakit. Baca Juga ”Ibu meninggal di usia 57 tahun,” kata Ulin kepada Media Center Haji MCH di Masjidil Haram, Makkah. Ulin menggantikan sang ibu berangkat haji dan menemani ayahnya, Karmaji, berangkat ke Tanah Suci. Keluarga asal Jepara, Jawa Tengah, itu berangkat melalui embarkasi Solo SOC. Baca Juga Ulin terharu saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Suci saat melakukan ibadah di Masjid Nabawi dan melihat Kakbah di Masjidil Haram. Apalagi, menurut dia, hal itu belum tentu bisa terjadi apabila mendaftar haji sendiri yang menunggu antrean hingga belasan tahun. Ulin tidak lupa selalu mengingat ibunya. Termasuk ketika memanjatkan doa di Baitullah. Ulin selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah di Masjidil Haram. Baca Juga ”Berdoa sebisanya buat ibu. Doa terbaik. Semoga di sana ibu ditempatkan di sisi yang terbaik,” katanya. Tak hanya Ulin, pemuda lainnya yang menjadi jemaah haji menggantikan orangtuanya meninggal bernama Mada Agung asal Sugiwaras, Bojonegoro, Jawa Timur. Mada Agung berangkat haji menggantikan ayahnya, Edi Saputra 59, meninggal karena Covid-19 pada 2021. "Bapak nunggu sudah 12 tahun untuk pergi haji,” katanya saat ditemui di Hotel Sofwat Albayt, Mahbas Jin, Makkah. Mada merupakan mahasiswa Universitas Bojonegoro dipilih menggantikan ayahnya karena masih lajang. Kakak-kakaknya sudah berkeluarga sehingga sulit apabila harus mendadak pergi haji. Mada akhirnya berangkat mendampingi ibunya, Wiwin Sriastuti yang berusia 45 tahun. Editor Hadits AbdillahFollow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini.
gKbXAH.
  • qae2q3lpvj.pages.dev/280
  • qae2q3lpvj.pages.dev/28
  • qae2q3lpvj.pages.dev/448
  • qae2q3lpvj.pages.dev/414
  • qae2q3lpvj.pages.dev/236
  • qae2q3lpvj.pages.dev/307
  • qae2q3lpvj.pages.dev/434
  • qae2q3lpvj.pages.dev/70
  • cerita yong dolah naik haji