PuisiAku Karya Chairil Anwar Menggelorakan Semangat Di Masa Perjuangan Kemerdekaan Dan Semangat Pantang Menyerah Di Masa Sekarang 5 Agustus 2022 15:04 5 Agustus 2022 15:04 Diperbarui: 5 Agustus 2022 15:04 0 0 0
Daftar isi1. Aku2. Doa3. Krawang Bekasi4. Kepada Peminta Minta5. Kapada Kawan6. Derai-derai Cemara7. Cintaku Jauh di Pulau8. Persetujuan dengan Bung KarnoChairil Anwar merupakan salah satu sastrawan legenda yang dimiliki Indonesia. Chairil Anwar merupakan putra Medan kelahiran 26 Juli 1922. Namun saying, usia sang sastrawan tidak panjang, pada 28 April 1949 Chairil berpulang di usia yang cukup muda yaitu 26 demikian, semasa hidupnya Chairil Anwar yang memang memiliki ketertarikan dalam dunia sastra telah membuat berbagai karya. Karya-karyanya ada yang dipublikan dan banyak juga diantaranya yang tidak dipublikasikan. Berikut pembahasan mengenai beberapa karya-karya sang Aku“Aku” merupakan salah satu puisi paling terkemuka pada Angkatan 45. Puisi karya Chairil Anwar ini dipublikasikan pada tahun 1943, puisi ini pulalah yang menjadi awal mula nama Chairil Anwar terkenal dalam dunia sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi!Puisi “Aku” menggambarkan sifat individualistis tokoh Aku. Dalam puisi ini menggambarkan bahwa tokoh aku merasa ingin bebas, ingin lepas tanpa ada gangguan dari siapapun dan dari pihak manapun. Dari puisi ini terlihat bahwa tokoh aku merasa tidak cocok pada lingkungannya sehingga tokoh aku merasa bahwa ia akan rela meskipun harus menahan berbagai kesulitan asalnya bisa memperoleh juga mengenai ketidakpedulian yang ingin ditunjukkan oleh tokoh aku kepada dunia dan tempat ia berada. Tokoh aku bukan ingin mengakhiri hidupnya, ia bahkan masih ingin untuk hidup sangat lama namun dalam kebebasan yang tokoh aku ini bisa medapat kritikan karena pada masa itu, kebebasan adalah suatu hal yang mewah. Kebebasan bukanlah hal yang bisa didambakan dan dicapai oleh semua orang. Setiap orang harus hidup bermasyarakat dan mengikuti aturan yang diterapkan meskipun tidak sesuai dengan DoaPuisi Chairil Anwar ini sarat makna untuk memuliakan keagungan Tuhan. Tokoh aku yang mengingat bahwa dirinya adalah hamba Tuhan dalam berbagai kondisi. Tokoh aku menjanjikan kesetiaannya dan tidak akan berpaling dari Tuhan yang ia Krawang BekasiPuisi Krawang Bekasi adalah puisi bertemakan perjuangan yang akan menggetarkan siapapun yang membacanya bahkan dari berbagai masa. Dalam puisi ini memberikan gambaran bagaimana tokoh kami yaitu para pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan yang dilakukan dengan mencurahkan jiwa, raga, darah dan bahkan nyawa mereka. Tokoh kami yang yang sudah berada diujung perjuangan, dikarenakan harus menghadap yang Maha Kuasa dan gugur di medan perang. Tokoh kami tidak dapat menyertai bangsa hingga akhir mencapai kemerdekaan. Dalam puisi ini juga menyampaikan permintaan terdalam tokoh kami yaitu untuk melanjutkan perjuangannya, untuk menjaga para tokoh pejuang kemerdekaan dan untuk menyuarakan Kepada Peminta MintaPuisi Kepda Peminta Minta adalah puisi yang terdiri dari 5 bait, dimana tiap baitnya tersusun dari 4 baris. Dalam puisi Kepada Peminta Minta, Chairil Anwar mengekspresikan rasa ketidaksetujuannya. Dalam puisi ini digambarkan tokoh aku merasa tidak berkenan dengan perilaku si peminta minta. Tokoh peminta minta digambarkan terus memaksa tokoh aku hingga tokoh aku geram dan mengiyakan keinginan si peminta tidak berkenan tokoh aku tergambar melalui bait “Jangan lagi kau bercerita, Sudah tercacar semua di muka” dari dua bait ini tergambar jelas bahwa tokoh aku tidak berkenan mendengarkan keluh kesah yang ingin disampaikan tokoh peminta minta. Tokoh aku merasa bahwa tokoh peminta minta sudah menunjukkan penderitaannya dengan berlebihan melalui raut Kapada KawanSesuai dengan judulnya, puisi Kepada Kawan ini didedikasikan untuk persahabatan namun juga menyinggung tentang kematian. Hidup di dunia tidaklah kekal dan abadi, jadi sebelum kematian yang bisa datang tiba-tiba puisi ini mengajak untuk bersama kawan melakukan berbagai hal dan tidak terpaku pada hal yang dapat mengikat. Puisi ini mengajarkan untuk jangan takut dan selalu berani menghadapi tantangan baru di Derai-derai CemaraPuisi Derai-derai Cemara menggambarkan kesadaran. Kesadaran yang dimaksud ialah bahwa hidup dan semua yang bernyawa pasti akan menemukan akhirnya. Derai-derai cemara diartikan sebagai kehidupan yang kian lama akan sama seperti dedauan di dahan pohon, akan gugur dan kembali ke tanah asal dari segalanya.Tokoh aku digambarkan sudah mulai menerima kenyataan hidup, tidak seperti dirinya yang dahulu. Kini tokoh aku sudah menyadari jika hidup bukanlah keabadian. Kehidupan setiap manusia adalah sama, semua hanya menunggu waktu. Semua hal dianggap tokoh aku hanya berbeda pada masa yang dimiliki. Namun memiliki akhir yang Cintaku Jauh di PulauSesuai dengan judulnya, puisi ini salah satu puisi Chairil Anwar yang bertemakan percintaan. Namun puisi ini berakhir menyedihkan. Penantian dan perjalanan panjang yang sudah ditempuh dan dilalui tokoh aku harus berakhir dengan kepedihan. Perjalanan cinta dengan gadis pujaannya berakhir dan dipisahkan oleh Persetujuan dengan Bung KarnoPuisi Persetujuan dengan Bung Karno merupakan suatu puisi yang menggambarkan kesetiaan. Kesetiaan tokoh aku digambarkan melalui larik puisi yang berbunyi “Aku melangkah ke depan berada rapat disisimu”. Larik ini menggambarkan mengenai tokoh aku yang tidak sedikitpun meninggalkan Bung Karno dan akan selalu ada disisinya. Selain itu, tokoh aku dalam puisi ini menggambarkan bahwa Bung Karno sama dengan dirinya sendiri melalui larik “Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat”. Puisi ini bermakna dalam dan sangat menyentuh.
Inilah3 kumpulan puisi karya Chairil Anwar paling populer dan dapat mengispirasi kamu menginspirasi. 1. Aku Aku Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari
Chairil Anwar yang terkenal karena karya-karya sastranya adalah sosok yang melegenda khususnya bagi para pencinta sastra. Chairil dianggap sebagai seorang pelopor Angkatan ’45 yang banyak membuat karya sastra, walaupun semasa hidupnya banyak yang belum sempat diterbitkan. Belajar dari kisah hidupnya yang bisa terbilang sangat singkat, ada banyak hal yang mampu dipetik dari sepenggal perjalanan Chairil dalam dunia kesusastraan. Berikut merupakan kisah Chairil yang mampu membuat orang mengenalnya melalui Dia adalah seorang anak tunggal yang saat masih muda hidupnya sangat dilahirkan pada 26 Juli 1922 dan menghabiskan masa mudanya di Medan, kemudian ia ikut ibunya pindah ke Batavia setelah orangtuanya bercerai. Ia bersekolah di zaman penjajahan Belanda dan hanya menamatkan pendidikan dasar tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di MULO Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang setara dengan tingkat SMP. Sifat dan kemauannya yang keras kerap membuat orang memandang bahwa ia adalah sosok yang terus membara, meluap-luap dan tidak mau Dalam beberpa puisinya, ia banyak bercerita tentang para perempuan yang pernah singgah di hatinya, namun cintanya tak pernah banyak yang dapat dikulik dari kisah hidupnya yang sangat singkat. Akan tetapi, setiap penggemarnya tahu bahwa ia sangat mengagumi sosok Sri Ayati yang ia cintai. Ia kerap menuliskan isi hatinya melalui puisi untuk Sri Ayati Senja di Pelabuhan Kecil.Namun sayangnya ia tidak mampu mengutarakan cintanya hingga Sri Ayati menikah dengan orang lain. Kemudian ia pun menikah dengan Hapsah walaupun tak bertahan lama hingga berujung dengan itu, dalam beberapa karyanya juga disebut beberapa nama perempuan seperti Nyonya N, buat K, Ina Mia, Gadis Rasid dan yang lainnya. Mereka adalah perempuan yang juga pernah singgah di hati seorang Chairil Anwar. Baca Juga 6 Fakta Menarik Voltaire, Sang Filsuf dan Sastrawan Penyuara Keadilan 3. Meninggal di usia yang masih sangat muda yakni 26 tahun, tetapi karyanya abadi hingga memiliki gaya hidup yang semaunya dan tidak terlalu mempedulikan orang. Hingga ia sendiri kemudian merasa kesusahan terutama kesulitan ekonomi. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan perceraiannya dengan tidak teratur dan berantakan hingga di masa mudanya ia terserang berbagai penyakit terutama TBC dan komplikasi. Tak lama kemudian ia pun meninggal dunia dan kepergiannya disaksikan oleh banyak sahabat berpikir dan kedalaman makna dari setiap karyanya membuatnya banyak dikagumi oleh orang. Bahkan hingga kini karyanya telah terbit dan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. 4. Namun di balik sosoknya yang berantakan, dia banyak dicintai oleh para sastrawan di masa itu, termasuk sahabatnya hidupnya ia banyak berkirim surat kepada Jassin sahabat karibnya. Terutama saat menjelang kepergiannya, banyak cerita yang ia utarakan kepada Jassin. Chairil banyak bercerita tentang keadaan jiwanya yang saat itu sedang tersebut yang kemudian menobatkannya menjadi seorang penyair pelopor Angkatan ’45. Jassin adalah seorang kritikus sastra dan juga seorang dosen sastra Indonesia. Termasuk juga karya Chairil Anwar yang ia kritisi sehingga mampu dikenal oleh banyak orang hingga Sapardi Djoko Damono, mengatakan bahwa Chairil Anwar merupakan sosok penyair penting yang memiliki kecerdasan dianggapnya sebagai sosok yang memiliki seperangkat ciri seniman tidak memiliki pekerjaan tetap, suka keluyuran, jorok, selalu kekurangan uang, penyakitan dan tingkah lakunya karyanya yang luar biasa menunjukkan bahwa ia mampu tumbuh dengan sangat cepat, dan raganya juga layu dengan cepat. Ia banyak bergaul dengan sejumlah seniman dalam bidang apa pun sehingga pada zamannya ia paling banyak dikenal di antara Anwar, hidup dalam dunianya yang ia tuangkan dalam goresan-goresan pena. Kini ia benar-benar akan terus hidup seribu tahun lagi di hati setiap pengagumnya. Baca Juga 5 Fakta Tokoh Pers Ani Idrus yang Jadi Sosok Google Doodle Today IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. KumpulanCerita Rakyat Cerpen dan Puisi ANALISIS PUISI "DOA"KARYA CHAIRIL ANWAR Doa Tuhanku Dalam termenung Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di Pintu-Mu aku mengetuk Biografi dan Profil Lengkap Chairil Anwar – Chairil Anwar merupakan penyair terkemuka Indonesia. Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Chairil Anwar diperkirakan telah menulis sebanyak 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairul Anwar dinobatkan oleh Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia. Profil Singkat Chairil Anwar Nama Chairil Anwar Lahir Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 26 Juli 1922 Wafat Jakarta, Indonesia, 28 April 1949 Orang tua Toeloes ayah dan Saleha ibu Pekerjaan Penyair Kebangsaan Indonesia Suku bangsa Minangkabau Periode menulis 1942–1949 Angkatan Angkatan 45 Karya terkenal Aku Krawang Bekasi Kehidupan Chairil Anwar Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jabatan terakhir sang ayah yaitu bupati Inderagiri, Riau. Chairil Anwar masih memiliki ikatan keluarga dengan Soetan Sjahrir yang merupakan Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebagai anak tunggal, chairil anwar selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Akan tetapi, Chairil cenderung memiliki sikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apapun. Chairil Anwar memulai pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School HIS yaitu sekolah dasar bagi orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Kemudian, ia meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO. Pada saat usianya mencapai 18 tahun, ia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, ia sudah bertekad menjadi seniman. Setelah perceraian orang tuanya dan saat Chairil berumur 19 tahun, ia bersama ibunya pindah ke Batavia sekarang Jakarta dimana ia berkenalan dengan dunia sastra. Meskipun sudah bercerai, sang ayah tetap menafkahi ia dan ibunya. Walaupun tidak bisa menyelesaikan pendidikannya, Chairil dapat menguasai berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Untuk mengisi waktu luangnya, ia membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti Rainer Maria Rilke, Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Para penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia. Menjadi Seorang Penyair Pada tahun 1942, saat usianya baru 20 tahun, nama Chairil anwar mulai dikenal di dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan. Hampir semua puisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Saat pertama kali mengirim puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak karyanya yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Saat menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati namun hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi karyanya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Setelah ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946, mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun mereka bercerai pada akhir tahun 1948. Wafatnya Chairil Anwar Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, ia telah mengidap sejumlah penyakit. Pada tanggal 28 April 1949, Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta setelah dirawat dari 22-28 April 1949. Penyebab kematiannya tidak diketahui dengan pasti, menurut dugaan ia meninggal karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi. Kebanyakan karyanya tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.[Semua tulisannya baik yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak, dikompilasi dalam tiga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat. Kompilasi pertama berjudul Deru Campur Debu 1949, lalu disusul Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus 1949 dan Tiga Menguak Takdir 1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin. Demikian artikel tentang”Biografi dan Profil Lengkap Chairil Anwar – Penyair Terkemuka Indonesia“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Baca Juga Biografi Lainnya
AkuIni Binatang Jalang - Karya Chairil Anwar. Beli dan Baca Sekarang! Buku ini berisikan koleksi sajak karya penyair legendaris yang tak lekang oleh waktu, Chairil Anwar. Kumpulan sajak yang tertulis dalam buku ini adalah kumpulan karya-karya orisinil Chairil sejak tahun 1942 hingga 1949.
Sampai saat ini masih banyak yang penasaran dengan fakta dan profil Chairil Anwar adalah penyair Angkatan '45 yang terkenal dengan puisinya yang berjudul "Aku".Berkat puisinya itu, Chairil Anwar memiliki julukan 'Si Binatang Jalang'.Ia telah melahirkan berbagai karya sastra yang fenomenal yang menjadi idola bagi sastrawan-sastrawan terkemuka simak profil Chairil Anwar di bawah ini Moms!Baca Juga Keputihan Setelah Haid, Apakah Wajar? Ini Penyebab dan Cara MengatasinyaProfil Chairil AnwarFoto profil chairil anwar 1 Profil Chairil Anwar profil Chairil AnwarNama Chairil AnwarLahir Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922Wafat Jakarta, 28 April 1949Orang Tua Toeloes ayah, Saleha ibuIstri Hapsah WiraredjaAnak Evawani AlissaPekerjaan PenyairPendidikan Hollandsch-Inlandsche School HIS; Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULOJumlah Karya Chairil Anwar 96 karya, termasuk 70 PuisiPenghargaanBhagasasi Award dari pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi BKMBBekasi Award itu, sebagai salah satu bentuk kepedulian dan perhatian dari pengurus DKB terhadap hasil karya besar Chairil AnwarBaca Juga Profil Julianto Eka Putra, Pendiri Sekolah yang Jadi Tersangka Kekerasan Seksual Anak Sekolah!Fakta Menarik Chairil AnwarFoto profil chairil anwar 3 Fakta Menarik Chairil Anwar mengetahui profil Chairil Anwar, Moms juga harus tahu fakta menarik yang bisa dijadikan dari kisah hidupnya yang bisa terbilang sangat singkat, ada banyak hal yang mampu dipetik dari sepenggal perjalanan Chairil dalam dunia fakta menarik tentang Chairil Anwar1. Masa Pendidikan Chairil AnwarChairil mengenyam pendidikan di sebuah sekolah dasar khusus orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda, Hollandsch-Inlandsche School HIS.Selepasnya, ia meneruskan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO, sebuah sekolah menengah pertama pada masa kolonial usia 18 tahun, ia tak lagi bersekolah. Meski berhenti dari sekolah, ia dapat menguasai beberapa bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, dan menghabiskan waktunya untuk membaca karya-karya pengarang internasional ternama, sepertiRainer Maria Rilke, Archibald MacLeishHendrik MarsmanJ. SlaurhoffEdgar du Perron2. Pindah ke JakartaChairil Anwar dibesarkan dalam keluarga bisa dikatakan cukup tuanya memilih bercerai setelah itu ayahnya menikah perceraian kedua orang tuanya, Chairil Anwar mengikuti ibunya ke Jakarta setelah pendidikan SMA nya selesai. Ibunya adalah wanita kedua yang paling ia bercerai, Ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya selama tinggal di usia 19 tahun, Chairil Anwar sudah tidak melanjutkan Juga 10 Fakta Kasus PS Glow dan MS Glow, Shandy Purnamasari Tak Terima dan Akan Ajukan Kasasi3. Menjadi Seorang PenyairChairil Anwar lebih memilih menjadi seorang seniman atau penyair. Dalam sebuah literatur biografi Chairil Anwar yang ditulis oleh Tinuk Yampolsky berjudul Chairil Anwar Poet of a Generation’, dikatakan bahwa ia menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan waktunya banyak dihabiskan dengan membaca karya-karya pengarang Internasional pertama Chairil Anwar berjudul Nisan’ dimuat pada tahun 1942 saat berusia 20 namanya mulai dikenal. Kebanyakan puisinya merujuk kepada puisi Chairil Anwar ketika itu sangat bagus namun majalah Pandji Pustaka pernah menolak memuat puisinya karena lebih bersifat Individualistis. Walaupun ditolak, Chairil Anwar tetap produktif dalam menghasilkan puluhan karya-karya Jepang berkuasa di Indonesia, Ia kemudian bekerja sebagai seorang penyiar radio ia jatuh hati pada seorang wanita bernama Sri Kepopuleran Puisi AkuPuisi berjudul Aku merupakan karya Chairil Anwar yang paling dikenal pertama kali dibacakan pada Juli 1943 di Pusat Kebudayaan Jakarta oleh Chairil Jassin, pelopor Dokumenter Sastra Indonesia dalam dokumenternya mengatakan bahwa puisi Aku diterbitkan dengan judul Semangat untuk menghindari penyensoran dan menyebarkan gerakan saat itu, profil Chairil Anwar selalu dicari oleh Juga Profil Inez Gonzales, Dancer Asal Jogja yang Diduga Dihamili Sirajuddin!5. Menikah Dengan Hapsah WiraredjaChairil Anwar menikah dengan Hapsah Wiraredja yang pada tanggal 6 agustus pernikahannya tersebut, Chairil Anwar mempunyai seorang anak bernama Evawani pernikahannya tersebut dengan hanya berlangsung sekitar dua tahun Anwar bercerai dengan istrinya pada tahun Wafat di Usia MudaChairil memiliki gaya hidup yang semaunya dan tidak terlalu memedulikan omongan ia sendiri kemudian merasa kesusahan terutama kesulitan itulah yang menjadi salah satu alasan perceraiannya dengan tidak teratur dan berantakan hingga di masa mudanya ia terserang berbagai penyakit terutama TBC dan lama kemudian ia pun meninggal dunia dan kepergiannya disaksikan oleh banyak sahabat Anwar dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, berpikir dan kedalaman makna dari setiap karyanya membuatnya banyak dikagumi oleh hingga kini karyanya telah terbit dan diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. 7. Karya Chairil AnwarSelama hidupnya, Chairil Anwar menghasilkan sastra tak kurang dari 90 karya dimana 70 diantaranya termasuk karya sastranya pun mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi karya Chairil Anwar yang sangat terkenal berjudul Karawang Bekasi dan Juga Apa Saja Bilangan Prima? Ini Deretan Angka dan Contoh SoalnyaItu dia Moms profil Chairil Anwar serta fakta menariknya. Semoga bermanfaat ya!
cerpen terkenal karya chairil anwar
I Unsur Intrinsik. 1. Tema. Seperti yang kita ketahui bahwasannya tema adalah suatu yang menjadikan ciri dasar atau ide dari karya itu. Cerpen yang berjudul Bola lampu karya Asrul Sani bertemakan tentang sosial. Karena devinisi dari tema tingkat sosial itu sendiri adalah manusia sebagai makhluk sosial (man as socious).
Medan - Chairil Anwar adalah penyair kelahiran Kota Medan yang menciptakan banyak karya terkenal, khususnya puisi. Sampai akhir hidupnya, beliau yang berjasa dalam dunia sastra pun dikenang melalui peringatan Hari Puisi Nasional setiap tanggal 28 dengan karya puisi yang dibuat oleh tokoh terkemuka Chairil Anwar? Berikut detikSumut sajikan 30 kumpulan karya puisi Chairil Anwar yang menyentuh dan penuh makna. Simak artikel ini hingga akhir, ya, detikers!1. Aku Maret 1943Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang'kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi2. Tak Sepadan Februari 1943Aku kiraBeginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahagiaSedang aku mengembara serupa sumpahi ErosAku merangkaki dinding butaTak satu juga pintu baik juga kita padamiUnggunan api iniKarena kau tidak 'kan apa apaAku terpanggang tinggal Taman Maret 1943Taman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berpuluh warnaPadang rumputnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kita bukan taman punya berduaKau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan 'nusia4. Pelarian Februari 1943ITak tertahan lagiremang miang sengketa di siniDalam lariDihempaskannya pintu keras tak sepi seketikaDan paduan dua kelam ke malamTertawa-meringis malam menerimanyaIni batu baru tercampung dalam gelita"Mau apa? Rayu dan pelupa,Aku ada! Pilih saja!Bujuk dibeli?Atau sungai sunyi?Mari! Mari!Turut saja!"Tak kuasa ...terengkamIa dicengkam Hukum Maret 1943Saban sore ia lalu depan rumahkuDalam baju tebal abu-abuSeorang jerih menangkis jalannya - LesuPucat mukanya - LesuOrang menyebut satu nama jayaMengingat kerjanya dan jasaMelecut supaya terus ini padanyaTapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenagaPekik di angkasa Perwira mudaPagi ini menyinar lain masaNanti, kau dinanti-dimengerti!6. Rumahku April 1943Rumahku dari unggun-timbun sajakKaca jernih dari luar segala nampakKulari dari gedong lebar halamanAku tersesat tak dapat jalanKemah kudirikan ketika senjakalaDi pagi terbang entah ke manaRumahku dari unggun-timbun sajakDi sini aku berbini dan beranakRasanya lama lagi, tapi datangnya datangAku tidak lagi meraih petangBiar berleleran kata manis maduJika menagih yang Kesabaran Maret 1943Aku tak bisa tidurOrang ngomong, anjing nggonggongDunia jauh mengaburKelam mendinding batuDihantam suara bertalu-taluDi sebelahnya api dan abuAku hendak berbicaraSuaraku hilang, tenaga terbangSudah! tidak jadi apa-apa!Ini dunia enggan disapa, ambil perduliKeras membeku air kaliDan hidup bukan hidup lagiKuulangi yang dulu kembaliSambil bertutup telinga, berpicing mataMenunggu reda yang mesti tiba8. Sendiri Februari 1943Hidupnya tambah sepi, tambah hampaMalam apa lagiIa memekik ngeriDicekik kesunyian kamarnyaIa membenci. Dirinya dari segalaYang minta perempuan untuk kawannyaBahaya dari tiap sudut. Mendekat jugaDalam ketakutan-menanti ia menyebut satu namaTerkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?Ah! Lemah lesu ia tersedu Ibu! Ibu!9. Suara Malam Februari 1943Dunia badai dan topanManusia mengingatkan "Kebakaran di Hutan"*Jadi ke manaUntuk damai dan reda? kali ini diam kaku sajaDengan ketenangan selama bersatuMengatasi suka dan dukaKekebalan terhadap debu dan tak sedarSeperti kapal pecah di dasar lautanJemu dipukul ombak dalam TiadaDan sekali akan menghadap Allah! Badanku terbakar - segala sudah melewati Pintu tertutup dengan Merdeka Juli 1943Aku mau bebas dari segalaMerdekaJuga dari IdaPernahAku percaya pada sumpah dan cintaMenjadi sumsum dan darahSeharian kukunyah kumamahSedang meradangSegala kurenggutIkut bayangTapi kiniHidupku terlalu tenangSelama tidak antara badaiKalah menangAh! Jiwa yang menggapai-gapaiMengapa kalau beranjak dari siniKucoba dalam Bercerai Juni 1943Kita musti berceraiSebelum kicau murai kita minta pada malam iniBenar belum puas serah-menyerahDarah masih kita minta pada malam musti berceraiBiar surya 'kan menembus oleh malam di perisaiDua benua bakal kesumba jadi putih IDA, mau turut mengaburTidak samudra caya tempatmu Sia-sia Februari 1943Penghabisan kali itu kau datangMembawa karangan kembangMawar merah dan melati putihDarah dan tebarkan depankuSerta pandang yang memastikan itu kita sama termanguSaling bertanya Apakah ini?Cinta? Keduanya tak itu kita hampir Hatiku yang tak mau memberiMampus kau dikoyak koyak Penghidupan Desember 1942Lautan maha dalamMukul dentur selamaNguji tenaga pematang kitaMukul dentur selamaHingga hancur remuk redam Kurnia BahgiaKecil setumpukSia-sia dilindung, sia-sia Nisan Oktober 1942Untuk nenekandaBukan kematian benar menusuk kalbuKeridlaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu atas debudan duka maha tuan Diponegoro Februari 1943Di masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang berpaluKepercayaan tanda berartiSudah itu NegeriMenyediakan di atas menghambaBinasa di atas ditindaSungguhpun dalam ajal baru tercapaiJika hidup harus Ajakan Februari 1943IdaMenembus sudah cayaUdara tebal kabutKaca hitam lumutPecah pencar sekarangDi ruang legah lapangMari ria lagiTujuh belas tahun kembaliBersepeda sama gandenganKita jalani ini jalanRia bahgiaTak acuh apa-apaGembira girangBiar hujan datangKita mandi-basahkan diriTahu pasti sebentar kering Lagu Biasa Maret 1943Di teras rumah makan kami kini berhadapanBaru berkenalan. Cuma berpandanganSungguhpun samudra jiwa sudah selam berselamMasih saja berpandanganDalam lakon pertamaOrkes meningkah dengan "Carmen" mengerling. Ia ketawaDan rumput kering terus menyalaIa berkata. Suaranya nyaring tinggiDarahku terhenti berlariKetika orkes memulai "Ave Maria"Kuseret ia ke Kenangan April 1943Untuk Karinah MoordjonoKadangDi antara jeriji itu itu sajaMereksmi memberi warnaBenda usang dilupaAh! tercebar rasanya diriMembubung tinggi atas kiniSejenakSaja. Halus rapuh ini jalinan kenangHancur hilang belum dipegangTerhentakKembali di itu itu sajaJiwa bertanya; Dari buahHidup kan banyakan jatuh ke tanah?Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia19. Dendam Juli 1943Berdiri tersentakDari mimpi aku bengis dielakAku tegakBulan bersinar sedikit tak nampakTangan meraba ke bawah bantalkuKeris berkarat kugenggam di huluBulan bersinar sedikit tak nampakAku mencariMendadak mati kuhendak berbekas di jariAku mencariDiri tercerai dari hatiBulan bersinar sedikit tak tampak20. Kawanku dan Aku Juni 1943Kepada BohangKami jalan sama. Sudah larutMenembus mengucur kapal-kapal di mengental-pekat. Aku berkata?Kawanku hanya rangka sajaKarena dera mengelucak bertanya jam berapa!Sudah larut sekaliHingga hilang segala maknaDan gerak tak punya Dengan Mirat Januari 1946Kamar ini jadi sarang penghabisanDi malam yang hilang batasAku dan dia hanya menjengkauRakit hitam.'Kan terdamparkahAtau terserahPada putaran pitam?Matamu ungu membatuMasih berdekapankah kami atauMengikut juga bayangan itu?22. Isa November 1943Kepada nasrani sejatiItu TubuhMengucur darahMengucur darahRubuhPatahMendampar tanya aku salah?Kulihat Tubuh mengucur darahAku berkaca dalam darahTerbayang terang di mataMasa bertukar rupa ini segaraMengatup lukaAku bersukaItu TubuhMengucur darahMengucur darah23. Sorga Januari 1946Buat Basuki ResobowoSeperti ibu + nenekku jugaTambah tujuh keturunan yang laluAku minta pula supaya sampai di sorgaYang kata Masyumi + Muhammadiyah bersungai susuDan bertabur bidari beribuTapi ada suara menimbang dalam diriku,Nekat mencemooh Bisakah kiranyaBerkering dari kuyup laut biru,Gamitan dari tiap pelabuhan gimana?Lagi siapa bisa mengatakan pastiDi situ memang memang ada bidariSuaranya berat menelan seperti Nina, punya kerlingnya Jati?24. Doa November 1943Kepada pemeluk teguhTuhankuDalam termanguAku masih menyebut namaMuBiar susah sungguh mengingatKau penuh seluruhCayaMu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuaku hilang bentukremukTuhanku aku mengembara di negeri asingTuhankudi pintuMu aku mengetukaku tidak bisa berpaling25. Cerita Juni 1943Kepada DarmawidjayaDi pasar baru merekaLalu sudah kesalTak tahu apa dibuatJiwa satu teman lucuDalam hidup, dalam diselimuti tebalSama segala kadang pula dapatIni renggang terus Kita Guyah Lemah Juli 1943Kita guyah lemahSekali tetak tentu rebahSegala erang dan jeritanKita pendam dalam keseharianMari tegak merentakDiri sekeliling kita bentakIni malam purnama akan menembus Dalam Kereta Maret 1944Dalam menebal jendelaSemarang, Solo..., makin dekat sajaMenangkup menyayat mulut dan kereta. Menjengking jiwa,Sayatan terus ke Jangan Kita Disini Berhenti Juli 1943Jangan kita di sini berhentiTuaknya tua, sedikit pulaSedang kita mau berkendi-kendiTerus, terus dulu...!!Ke ruang di mana botol tuak banyak berbarisPelayannya kita dilayani gadis-gadisO, bibir merah, selokan mati pertamaO, hidup, kau masih ketawa??29. Penerimaan Maret 1943Kalau kau mau kuterima kau kembaliDengan sepenuh hatiAku masih tetap sendiriKutahu kau bukan yang dulu lagiBak kembang sari sudah terbagiJangan tunduk! Tentang aku dengan beraniKalau kau mau kuterima kau kembaliUntukku sendiri tapiSedang dengan cermin aku enggan Perhitungan Maret 1943Banyak gores belum terputus sajaSatu rumah kecil putih dengan lampu merah muda cayaLangit bersih cerah dan purnama raya...Sudah itu tempatku tak tentu di pandangan serupa dua klewang bergeseranSudah itu berlepasan dengan sedikit heranHembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke Sukabumi...!?Kini aku meringkih dalam malam itulah 30 kumpulan karya puisi Chairil Anwar yang menyentuh dan penuh makna. Semoga bermanfaat, ya, detikers!Artikel ini ditulis oleh Felicia Gisela Sihite, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Lukman Sardi Terbawa Emosi Saat Bacakan Karya Puisi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] nkm/nkm
Berikutpembahasan mengenai beberapa karya-karya sang legenda. 1. Aku "Aku" merupakan salah satu puisi paling terkemuka pada Angkatan 45. Puisi karya Chairil Anwar ini dipublikasikan pada tahun 1943, puisi ini pulalah yang menjadi awal mula nama Chairil Anwar terkenal dalam dunia sastra. Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu
- Ada pengaruh politik yang kuat pada penulisan karya Angkatan 45. Perjuangan memperebutkan kemerdekaan Indonesia berpengaruh juga pada iklim sastra masa itu. Menurut Andri Wicaksono dalam Pengkajian Prosa Fiksi 2017, pandangan penulisan dalam bentuk karangan tampaknya kurang bebas bila dibandingkan dengan angkatan Pujangga Baru, sedangkan dalam isi, Angkatan 45 bercorak realistis, di mana isi lebih dipentingkan daripada bahasa. Berikut karya-karya sastra Angkatan 45 Goodreads Buku kumpulan puisi Tiga Menguak Takdir karya Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani. Tiga Menguak Takdir 1950 karya Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin Karya sastra ini merupakan kumpulan syair dari Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin. Ketiga penyair tersebut mengungkapkan emosi dan perasaan dengan berbeda-beda. Namun masing-masing memiliki kesamaan mengenai suasana sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia. Ada puisi yang berkaitan dengan orang terdekat, masyarakat secara umum, bahkan pergulatan batin si penyair. Sajak Nisan karya Chairil Anwar Baca juga Struktur Fisik Puisi Karawang Bekasi dan Surat dari Ibu Sajak "Nisan" 1942 karya Chairil Anwar Sajak ini menggambarkan tentang kematian. Saat menulis sajak ini, Chairil mengungkapkan perasaan duka ketika neneknya meninggal. Namun bila dibaca oleh pembaca awam tahun 45 tanpa tahu konteksnya, rasa duka tersebut dapat menggambarkan rakyat Indonesia yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan. Goodreads Novel Surabaya karya Idrus Novel pendek Surabaya 1947 karya Idrus Novel ini menceritakan perjuangan memperebutkan kemerdekaan berlatar di Surabaya. Imajinasi yang digambarkan oleh Idrus lebih menekankan pada pertempuran dan pertumpahan darah.
ContohnyaBib-Bob (drama) Karya Rendra, Lebih hitam dari Hitam (cerpen) karya Iwan Simetupang, Pot (Puisi) karya Sutardji Calzoum Bachri. Idealisme. Idealisme yaitu aliran dalam sastra yang selalu melukiskan cita-cita, gagasan, atau pendirian pengarangnya. Contoh: puisi-puisi karya Chairil Anwar. Simbolisme

Chairil Anwar adalah salah satu ikon sastra Indonesia yang dikenal sebagai pelopor angkatan puisi modern. Karyanya yang penuh semangat telah memberikan pengaruh besar dalam perkembangan sastra artikel ini, kita akan menjelajahi jejak hidup dan karya-karya Chairil Anwar, serta menggali warisan yang ia tinggalkan dalam dunia sastra dan Latar BelakangChairil Anwar lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan. Ia dianggap sebagai pelopor dalam angkatan puisi Indonesia yang dikenal dengan "Angkatan '45". Karya-karyanya, seperti "Aku" dan "Krawang-Bekasi" menampilkan gaya bahasa yang sederhana namun penuh semangat dan ketegasan. Karyanya telah menginspirasi generasi berikutnya dan dianggap sebagai tonggak dalam perkembangan puisi modern di Anwar dikenal sebagai sastrawan yang pemberani dan pemberontak. Puisi-puisinya mencerminkan kegelisahan dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada masa puisi-puisinya, Chairil Anwar menciptakan gaya bahasa yang revolusioner, mencela norma-norma yang ada, serta memprovokasi pikiran dan perasaan pembacanya. Puisi-puisinya membangkitkan semangat pemberontakan dan hasrat untuk mencari dan WarisanKarya-karya Chairil Anwar memiliki pengaruh yang mendalam dalam sastra Indonesia. Ia menjadi inspirasi bagi banyak penyair dan penulis muda. Gaya bahasa yang tajam dan perasaan yang jujur dalam puisi-puisinya menjadi contoh bagi pengembangan puisi modern di juga menjadi bahan pelajaran di sekolah-sekolah dan universitas, serta sering kali dikutip dan dianalisis dalam penelitian pengaruhnya dalam dunia sastra, Chairil Anwar juga meninggalkan warisan dalam pemikiran sosial-politik Indonesia. Kritiknya terhadap kondisi sosial saat itu menginspirasi gerakan pembaruan dalam berbagai bidang, termasuk seni dan Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 pada usia 26 tahun. Chairil Anwar adalah sosok sastrawan yang mengubah wajah puisi Indonesia. Karya-karyanya yang pemberontak, penuh semangat, dan kritis menginspirasi banyak generasi sastrawan dan mengukir jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah sastra Indonesia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun menggugah, Chairil Anwar mampu menyentuh jiwa pembacanya dan mengajak mereka untuk berpikir lebih jauh tentang realitas yang tidak hanya dalam dunia sastra, tetapi juga dalam pemikiran dan semangat untuk melawan ketidakadilan dan mencari kebebasan. Karya-karya Chairil Anwar akan terus dihormati dan dipelajari sebagai simbol perlawanan dan inspirasi bagi para penulis dan pembaca sastra bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Chairil Anwar untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa. Kumpulan Puisi karya Chairil Anwar

PuisiSenja di Pelabuhan Kecil merupakan salah satu karya Chairil Anwar yang sangat terkenal. Berikut ini puisinya: SENJA DI PELABUHAN KECIL (Chairil Anwar,1946) Buat Sri Aryati Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang-gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,

â€ș Opiniâ€șChairil Anwar sebagai Kurir... Penerjemahan berarti juga pengalihmaknaan wacana dari satu sistem budaya ke sistem budaya lain. Hakikat kerja penerjemahan adalah satu upaya membangun jembatan antarbudaya dan antarbangsa, menerobos sekat bahasa. DIDIE ini kita peringati genap seratus tahun kelahiran Chairil Anwar. Chairil lahir di Medan, 26 Juli 1922, dan wafat di Jakarta, 28 April 1949, dalam usia 27 tahun. Namun, dalam usia semuda itu dan dalam masa puncak kreatif sekitar tujuh tahun saja, karya-karyanya amat berpengaruh dalam sejarah sastra tertera dalam “Surat Kepercayaan Gelanggang” 1945, Chairil termasuk di antara para penyair yang menyatakan diri sebagai “ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia”. Melalui pergaulannya yang intens dengan “kebudayaan dunia”, Chairil antara lain membawa pengaruh sastra dunia modern ke dalam puisi-puisinya. Chairil juga memperkenalkan dan menerjemahkan sejumlah puisi dan prosa karya para sastrawan dunia masa itu dari berbagai bahasa—Belanda, Inggris, Jerman. Dalam hal ini, menyitir JosĂ© Saramago, Chairil adalah “kurir sastra dunia”. Menurut Jassin dalam senarai yang dia susun di dalam bukunya Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45 1956, antara 1942 dan 1949 Chairil setidaknya menghasilkan 70 puisi asli, 6 prosa esai asli, 4 puisi saduran, 10 puisi terjemahan, dan 4 prosa surat, cerpen, dan novela adalah pembelajar tekun yang membaca karya para penyair dunia sezaman dan pendahulunya, antara lain Jan Slauerhoff 1898-1936 dan Hendrik Marsman 1899-1940. Dia kemudian menerjemahkan, menyadur, menyitir, dan mendapatkan pengaruh dari apa-apa yang dibacanya yang kemudian memperkaya karya-karyanya “Hoppla!”, dia menegaskan pandangannya tentang sastra dunia modern yang menjadi inspirasinya. Chairil antara lain menulis, “Hopplaa! Melompatlah! Nyalakan api murni, api persaudaraan bangsa-bangsa yang tidak akan kunjung padam.” Chairil menyalakan “api persaudaraan bangsa-bangsa” itu melalui karya sastra yang dia sesungguhnya tak sekadar alih bahasa suatu teks, tetapi juga pengalihmaknaan wacana dari satu sistem budaya ke sistem budaya lain. Maka, kerja penerjemahan adalah upaya membangun jembatan antarbudaya dan antarbangsa dengan menerobos sekat bahasa. Lalu, bagaimanakah sumbangan Chairil terhadap sastra Indonesia sebagai penerjemah karya sastra?Menurut saya, sumbangan Chairil sungguh signifikan. Chairil, misalnya, orang pertama yang menerjemahkan ke bahasa Indonesia karya tiga pemenang Hadiah Nobel Sastra sezamannya. Mereka adalah John Steinbeck 1902-1962 lewat “Kena Gempur” dari “Raid”, dipublikasikan majalah Panca Raya, Februari 1947, lalu diterbitkan Balai Pustaka, 1951, AndrĂ© Gide 1869-1951 lewat “Pulang Dia si Anak Hilang” dari “Le retour de l’enfant prodigue”, disiarkan majalah Pustaka Rakyat, September 1948, dan Ernest Hemingway 1899-1961 lewat cerpen “Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang” dari “A Clean and Well-Lighted Place”, dimuat majalah Internasional, Juli 1949.Gide memenangkan Nobel Sastra pada 1947. Hemingway kelak meraih Nobel Sastra pada 1954. Sementara, Steinbeck mendapatkan Nobel Sastra pada 1962. Ini menunjukkan pula ketajaman penilaian Chairil dalam memilih pengarang mana yang perlu puisiChairil juga menerjemahkan puisi-puisi karya para penyair terkemuka dunia, antara lain Multatuli, E. Du Perron, Rilke, Hsu Chih-Mo, Conrad Aiken, Auden, dan John satu puisi terjemahannya adalah “Huesca” yang diterjemahkan dari sebuah sajak terkenal John Cornford 1915-1936, penyair komunis Inggris yang gugur dalam Perang Sipil Spanyol. Puisi ini sesungguhnya tak diberi judul oleh penyairnya sendiri. Setelah kematian Cornford, puisi itu dikenal sebagai “To Margot Heinemann” dan disebut penyair Carol Rumens sebagai “salah satu puisi cinta paling menyentuh pada abad ke-20”.Terjemahan Chairil yang disiarkan kali pertama oleh majalah Gema Suasana pada Juni 1948 ini pernah dikritik karena dianggap tidak setia dengan teks aslinya. Namun, di sisi lain terjemahan itu dipandang indah serta membuka penafsiran dan makna puisi itu, Chairil menerjemahkan larik “Heart of the heartless world” sebagai “Jiwa di dunia yang hilang jiwa”. Di sini Chairil menerjemahkan kata “heart”, yang berarti “hati” atau “inti”, menjadi “jiwa” dan “heartless” yang bermakna “kejam” sebagai “hilang jiwa”.Larik pembuka sajak Cornford ini sesungguhnya kutipan kata-kata Karl Marx dalam pengantar Critique of Hegel’s Philosophy of Right 1843.Sementara, larik penutup yang berbunyi “Remember all the good you can/ Don’t forget my love” diterjemahkan sebagai “Ingatlah sebisamu segala yang baik/ Dan cintaku yang kekal”, alih-alih “Kenanglah segala kebaikan yang kau ingat/ Jangan lupakan cintaku”.Secara harfiah, terjemahan Chairil tersebut kurang tepat. Namun, dari perspektif lain, “kreativitas” Chairil dalam menafsirkan larik-larik itu dalam teks terjemahannya membuka nuansa puitis yang baru dan tajam dalam menggambarkan keputusasaan dan cinta yang pedih di tengah perang dan ancaman pandangan saya, terjemahan Chairil itu menjelma sebuah puisi tersendiri atau “karya baru” yang utuh dalam bahasa Indonesia. Menyitir kata-kata Chairil dalam sebuah pidato radio pada 1946, puisi terjemahan itu memenuhi syarat sebagai “puisi yang berarti” karena “mampu memadukan suasana, kehidupan, dan tokohnya”. Puisi terjemahan Chairil itu adalah “sebuah sajak yang menjadi”, yakni “suatu dunia” yang “diciptakan kembali oleh si penyair” yang dalam hal ini adalah “si penerjemah” dan berhasil “menyentuh” pembacanya.“A translator is a traitor,” ujar sebuah adagium terkenal. Dalam konteks tertentu, itu ada benarnya. Apa yang dilakukan Chairil Anwar sebagai penerjemah terhadap teks puisi John Cornford adalah contoh pengkhianatan yang indah—sebuah penafsiran yang mungkin tak sepenuhnya berhasil, tetapi dia mampu menyentuh kita sebagai pembaca. Mengutip Sapardi Djoko Damono, “Tak ada penerjemahan yang salah; yang ada adalah karya yang berhasil atau yang gagal menyentuh kita.”Terlepas dari segala kontroversi yang melingkupinya—termasuk dugaan dia pernah memplagiat sejumlah puisi pengarang asing—Chairil Anwar adalah kurir sastra dunia yang amat berjasa dalam memperkenalkan karya para sastrawan terkemuka dunia melalui hasil Kurnia, pengarang dan penerjemah, penulis buku Seni Penerjemahan Sastra Panduan, Gagasan, dan Pengalaman 2022. EditorMOHAMMAD HILMI FAIQ
  1. ĐĄĐČэ ፃŐȘΔՔ
  2. ĐŠĐ”Ï„Îż ዛру
I2Q1.
  • qae2q3lpvj.pages.dev/116
  • qae2q3lpvj.pages.dev/14
  • qae2q3lpvj.pages.dev/86
  • qae2q3lpvj.pages.dev/242
  • qae2q3lpvj.pages.dev/207
  • qae2q3lpvj.pages.dev/231
  • qae2q3lpvj.pages.dev/141
  • qae2q3lpvj.pages.dev/151
  • cerpen terkenal karya chairil anwar